Liputan27, Jakarta – “Menurut saya, Timur Tengah hancur karena tidak punya Pancasila,” ujar Dr. Zuhairi Misrawi saat mempresentasikan tema “Mengenal Konflik di Timur Tengah” pada Community Day STT Jakarta, Rabu (02/03) silam. Zuhairi menambahkan bahwa jika saja Timur Tengah mengadopsi ideologi Pancasila, kondisi sosial-politik pasca revolusi di Timur Tengah akan lebih baik dan stabil. “Dulu Timur Tengah hampir memakai Pancasila sebagai ideologi mereka, seandainya mereka meniru Indonesia dengan memakai ideologi Pancasila, pasti kondisi sekarang bisa lebih baik,” ujar Zuhairi.
Namun disayangkan Zuhairi, di Indonesia, khususnya kaum muda, ideologi Pancasila sudah mulai melemah. Di sisi lain, khilafah Islam makin menguat. “Mahasiswa di beberapa kampus besar di Indonesia sudah mulai tidak suka ideologi Pancasila,” ujarnya. Presentasi ini membicarakan mengenai Timur Tengah pasca revolusi. Mulai dari mengapa terjadi revolusi hingga dampaknya terhadap bangsa-bangsa di Timur Tengah, bahkan sampai di Indonesia. Islamisme mulai terasa di setiap sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Zuhairi, kita tidak perlu risih mendengar istilah Islamisme. Istilah ini digunakan Zuhairi bukan menunjuk pada paham suatu kelompok agama tertentu. “Gejala Islamisme adalah ingin menjadikan Islam sebagai identitas politik”, tambah Zuhairi, “tugas saya ialah melawan ideologi Islamisme.”
Zuhairi juga menjelaskan mengenai ISIS dan gerakan-gerakan sejenis. Menurutnya, gerakan-gerakan tersebut memiliki ideologi untuk mendirikan negara Islam yang di dalamnya syariat Islam diformalisasi. Namun, mereka juga tidak segan-segan melakukan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka. “Rekrutmen yang mereka lakukan biasanya diarahkan pada mereka yang ideologinya sealiran, kalangan muda, dan orang-orang yang lemah secara ekonomi,” jelas Zuhairi, “dan mereka juga bergerak secara masif melalui media sosial.”
Di akhir acara, Zuhairi mengajak setiap orang untuk memperkuat Pancasila. “Lakukan deradikalisasi terhadap mereka yang mempunyai ideologi dan pemikiran yang identik atau sealiran dengan ISIS, serta radikalisasikan Pancasila di seluruh lapisan masyarakat,” ajak Zuhairi. Ia juga menyampaikan harapannya agar Indonesia betul-betul menegakkan Pancasila, bahkan untuk urusan di pemerintahan pusat. “Saya rindu orang Kristen, Katolik, Konghucu, Hindu, Budha juga menjadi presiden,” tukasnya, “karena itulah Pancasila.”
Community Day adalah kegiatan kebersamaan yang dihadirkan bagi seluruh civitas dan sahabat STT Jakarta. Diadakan tiap hari Rabu minggu pertama. Topik-topik yang dihadirkan adalah topik-topik aktual dan berbobot, namun dikemas dengan ringan dan menarik untuk diikuti bersama. (XND)