Sekolah Tinggi Filsafat Theologi (STFT) Jakarta menyelenggarakan kuliah umum (Kulum) bulanan Kala dan Kalam edisi Februari (24/2), bertempat di aula Lt. 1 STFT Jakarta. Pemateri pada Senin itu adalah Ester Pudjo Widiasih, Ph.D. dan Dina Elisye Siahaan, M.A., keduanya merupakan dosen liturgi dan musik gereja STFT Jakarta.
Kulum dibuka dengan pengantar singkat dari moderator, Gressindo Raja Sinaga, M.Th. Moderator kemudian mempersilakan kedua pembicara untuk mengambil tempat di panggung dan kulum pun dimulai
Kala dan kalam dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama membahas para penyair perempuan dari zaman Alkitab hingga penyair abad ke-18. Sesi ini sebagian besar dipaparkan oleh Ester Pudjo Widiasih, sedangkan Dina Elisye Siahaan memfokuskan pada pembahasan tentang Hildegard von Bingen.
“Presentasi ini bukan untuk membanding-bandingkan syair nyanyian karya perempuan dan laki-laki, apalagi menarik kesimpulan karya yang terbaik di antara keduanya.” Tegas Widiasih dalam pengantarnya.
Setiap membahas setiap tokoh penyair perempuan, Widiasih dan Siahaan mengajak peserta untuk menyanyikan nyanyian tokoh tersebut. Beberapa peserta kemudian menuturkan perasaannya ketika menyanyikan kidung-kidung tersebut.
Sesi pertama berakhir pada 18.00 dengan istirahat bersama. Para peserta tampak berbincang satu sama lain tentang pengalaman mereka menyanyikan kidung yang diciptakan oleh para perempuan.
Sesi kedua dimulai pada 18:30. Siahaan melanjutkan pemaparan para pencipta nyanyian jemaat perempuan dari abad ke-19 hingga para penyair perempuan di Indonesia. Widiasih mengemukakan bahwa terjadi pergeseran tema nyanyian di abad ke-20. Kidung gubahan pernyair abad ke-20 menekankan tema-tema sosial ketimbang pengalaman pribadi sebagaimana abad sebelumnya.
Kala dan kalam diakhiri dengan menyanyikan sebuah kidung gubahan Mercy Tampubolon-Tobing “Apalah Arti Ibadahmu” yang disambut dengan antusias oleh para peserta. Moderator kemudian menyerahkan acara kepada pembawa acara. Staf dari Waket IV bidang Rekasi Publik, Yosua Olgaf Rondonuwu, menyerahkan cinderamata kepada kedua pembicara dan moderator. Kala dan kalam lalu ditutup dengan doa oleh Josua Sitorus.(DK).