Pdt. Romeo Ronni Panly Sinaga atau biasa dipanggil Romeo Sinaga merupakan mahasiswa doktoral STFT Jakarta yang telah menempuh ujian disertasi pada Senin, 28 November 2022. Selain kesibukan untuk menyelesaikan penelitian dan disertasi, Romeo Sinaga juga melayani sebagai pendeta HKBP ressort Diaspora di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Ia mulai mengikuti program doktoral di STFT Jakarta pada tahun 2017 dan selesai di tahun 2022.

Romeo Sinaga (kedua dari kiri) bersama teman-teman mahasiswa doktoral STFT Jakarta

Tema dari tulisan Romeo Sinaga adalah “Sifat Kepemimpinan yang saling menghargai, melayani, dan penuh kasih berdasarkan nilai filosofis, dan moral struktur sosial Dalihan Na Tolu (kearifan lokal Batak Toba).” Ia menyebutkan tulisan ini memiliki tujuan untuk menyumbangkan pemikiran teologis mengenai etika dan manajemen kepemimpinan berdasarkan kearifan lokal.

Selama proses penelitian di STFT Jakarta, Romeo tentu telah melewati berbagai proses gumul dan juang. “Dalam proses penelitian, saya bertemu dengan orang-orang yang ramah dan penuh kasih. Keramahan ini menjadi energi yang menguatkan penulis dalam melakukan penelitian. Di samping itu, para dosen tim pembimbing bertanggung jawab penuh memberikan kontrisbusi pemikiran dan juga arahan dalam proses penelitian tersebut.”ungkap Romeo. Ia menambahakan di dalam proses studinya, dukungan para narasumber penelitian, keluarga, kerabat, dan warga jemaat HKBP Ressort Diaspora menjadi kekuatan dan insipirasi untuk merampungkan penelitian ini dengan baik.

Sebagai mahasiswa dan pelayan di gereja, tentu tidak mudah untuk mengatur waktu. Romeo menyampaikan bahwa ia harus ketat dalam menggunakan waktu untuk melayani dan juga untuk melakukan penelitian. “Untuk menggapai pelayanan agar tetap dapat berjalan dengan baik, peneliti termotivasi untuk menyusun program kerja pelayanan dengan terjadwal. Dengan demikian, peneliti menggunakan waktu di tengah-tengah pelaksanaan program untuk melakukan penelitian.”tambahnya.

Kebutuhan finansial juga menjadi pergumulan tersendiri dalam proses studi di STFT Jakarta. Ia menceritakan bahwa tidak cukup untuk memenuhi biaya studi jika hanya mengandalkan upah dari pelayanan di gereja yang dilayani. Oleh karena itu, ia selalu membangun relasi dengan para donatur baik secara pribadi maupun lembaga untuk mendukung proses studinya. Ia juga terkadang meminjam dari pihak keluarga sambil menunggu bantuan dari para donatur yang telah berkomitmen membantu.

Pada akhir wawancara, beliau memberikan pesan bagi kita semua terutama bagi para pelayan. “Seorang pelayan, jika dia tidak mengupgrade pengetahuannya, maka dia akan ditinggalkan para warga jemaatnya. Pendidikan menjadi salah satu cara untuk mengikuti perkembangan pemikiran warga jemaat dan masyarakat.” kata Romeo. Zaman yang terus berkembang dan berubah menyebabkan pola pikir di masyarakat juga berubah. Setiap orang tidak dapat lagi memutlakan pendapat atau pikirannya untuk semua orang. Romeo menyampaikan bahwa hidup adalah pendidikan. “Seumur hidup adalah kita harus belajar. Belajar menjadi diri sendiri, belajar mengerti diri orang lain, belajar berkomunikasi, belajar bersosialisasi. Belajar… belajar… dan belajar…. Tanpa belajar hidup tidak akan dapat berubah ke arah yang lebih baik.”tegas Romeo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *