
Pada Jumat 16 April 2024, Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta (STFT Jakarta) kembali mengadakan refleksi akhir pekan. Refleksi akhir pekan kali ini dibuat berbeda dengan model talkshow. Kegiatan ibadah akhir pekan tersebut dimulai tepat pukul 11:30 WIB dan berlangsung di Aula lantai 1 STFT Jakarta. Kegiatan ini diawali dengan kegiatan ibadah dan dilanjutkan dengan sesi talkshow setelah agenda doa pembuka.

Talkshow ini membahas tema “Konflik Israel-Palestina”. Moderator dari kegiatan talkshow ini adalah Liza Astuti yang merupakan mahasiswa magister 2023. Narasumber dalam talkshow ini adalah dosen STFT Jakarta, bapak Simon Rachmadi, Ph.D., dan alumni STFT Jakarta dan Tony Wiyaret Fangidae, M.Th. (Alumni STFT Jakarta dan Mahasiswa Program Doktoral Yonsei University). Penjelasan konflik antara Israel-Palestina disampaikan oleh Fangidae dengan menjelaskan sejarah dari awal peperangan tersebut dan dilanjutkan dengan penjelasan dari Rachmadi dengan penjelasan dari segi politik kedua negara tersebut.
Peserta yang hadir dalam ibadah akhir pekan kali ini terdiri dari mahasiswa Sarjana, Magister, Doktoral, hingga beberapa dosen. Dalam pembahasannya, Fangidae memberikan pemaparan bahwa dalam sejarah konflik antara Israel dan Palestina telah terjadi sejak 1948 hingga saat ini. Dalam sejarahnya kedua negara tersebut telah beberapa kali di inisiasi untuk berdamai namun tak kunjung mendapatkan kata sepakat hingga saat ini. Pada tahun tersebut peperangan dikenal dengan nama peperangan Arab-Israel. Beberapa deklarasi damai yang dikenal dengan sebutan the 1979 Camp David Accords, the Oslo, The Oslo Accords of the 1990s, The 2020 Abraham Accords, dan sebagainya.
Rachmadi memaparkan bahwa perang Israel-Palestina sungguh penuh dinamika dan rumit. “Sedalam sejarah peradaban manusia yang ada dan seluas jaringan pengaruh warisan agama-agama besar seperti Kristen, Islam, dan Yahudi pada dunia masa kini.” ungkap Rachmadi. Selanjutnya, Rachmadi menjelaskan bahwa pada tahun 1930-an pemikiran Barat melahirkan sebuah solusi yang dikenal dengan istilah two-state solution. Israel dan Palestina dikelola secara rasional untuk menciptakan perdamaian kedua negara tersebut. Namun dalam prosesnya, solusi atau gagasan tersebut tidak berjalan dengan lancar.
Talkshow berlangsung dengan menarik dan para hadirin juga antusias untuk mengikuti dan memperhatikan dengan seksama. Kemudian yang menjadi hal yang menarik dari rangkaian acara siang ini juga terdapat sebuah nyanyian Kristen-Palestina yang dinyanyikan oleh seluruh peserta. Lagu tersebut berjudul “Yarabb As Salami” seluruh peserta kemudian bersama-sama menyanyikan lagu tersebut.
Ibadah akhir pekan ini ditutup dengan doa dan harapan bahwa meskipun meskipun dunia sedang porak-poranda. Kita tetap memohon dan berserah kepada Allah. Serta meminta pertolongan Tuhan agar tercurah kedamaian dan ketentraman di dunia, saat ini dan masa mendatang.