Pada Senin 15 April 2024 STFT Jakarta mengadakan Kuliah Umum “Kala dan Kalam” secara daring. Terdapat dua narasumber yang menjadi pembicara dari kegiatan tersebut, yaitu Dr. Novy Amelia E. Sine yang membawakan topik mengenai “Pembelajaran Berdiferensiasi Di Tengah Perkembangan Kurikulum Nasional”. Narasumber kedua yaitu Pdt. Yonky Karman, Ph.D. berbicara mengenai “Israel Dulu dan Kini: Sebuah Teologi Biblika Keumatan”. Kedua narasumber tersebut dimoderatori oleh Zulkifli Oddeng, M.Th. Mahasiswa Doktoral STFT Jakarta.

“Saya memilih materi ini karena memiliki pengalaman interaksi dengan para pendidik” ujar Sine dalam penyampaian awalnya mengenai alasan membawakan topik ini. Lebih lanjut Sine mengatakan bahwa Indonesia sendiri telah mengalami perubahan Kurikulum Nasional sebanyak sebelas kali. Secara rinci Sine menjelaskan paling tidak terdapat tiga periode, diantaranya Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964 (Masa Kemerdekaan & Orde Lama 1945-1964), Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 Masa Orde Baru 1968-1994), dan Kurikulum 2004, Kurikulum 2006, Kurikulum 2013, (Kurikulum 2013 Ed. Revisi Masa Reformasi 2004-2013).Melalui data statistik diatas tidak terdapat angka pasti pergantian kurikulum di Indonesia dapat dilakukan.

Kurikulum saat ini yang digunakan sekolah-sekolah yaitu Kurikulum Merdeka (2022-sekarang). Kurikulum Merdeka sendiri hadir sebagai solusi yang menjadi permasalahan teknis di sekolah. Paling tidak beberapa alasan kehadiran Kurikulum Merdeka yaitu: Beban pelajaran terlalu banyak, keluhan orang tua terkait beban pelajaran yang terlalu berat, pembelajaran di SMAK yang terjebak pada pemenuhan kurikulum, rendahnya kemampuan literasi dan memudarnya karakter peserta didik, hingga pada pendidik tidak termotivasi untuk menyusun RPP karena dianggap rumit dan kompleks. Oleh sebab adanya tantangan atau permasalahan tersebut makanya dihadirkan Kurikulum Merdeka saat ini.

Selanjutnya dalam pemateri kedua yaitu Yonky Karman, membuka statement dengan kalimat “Keumatan Israel (berbasis ras) sudah berakhir, digantikan dengan umat Kristiani yang keanggotaannya lintas ras.” lebih lanjut Karman menyampaikan Israel dipilih Tuhan, pertama kali dimuat dalam Kitab Ulangan, gagasan tersebut telah berkembang usai bangsa itu benar-benar hancur pada abad ke-6 SM. Jadi gagasan mengenai “Israel yang dipilih Tuhan” baru berkembang pada abad ke-6 SM.

Teologi Politik sesudah pembuangan konsep Israel tersebut kemudian berkembang, yang kemudian tujuan teologi politik tersebut adalah untuk mengemukakan bahwa relasi Tuhan dengan Israel bersifat permanen. Diakhir Karman menyampaikan kesimpulan dari materi yang disampaikannya, yaitu hasil teks-teks yang dimuat dalam Alkitab memperlihatkan bahwa keumatan Israel yang berbasis ras tidak berakhir dengan keumatan baru yang lintas ras (gereja).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *