“STFT Jakarta adalah rumah teologi yang luas dan mendalam, tempat saya bertumbuh dalam keberanian berpikir kritis dan keindahan keekumenisan iman.” Pdt. Roy Charly Sipahutar.

Pdt. Roy Charly Sipahutar atau akrab disapa pendeta Charly adalah mahasiswa Program Doktoral Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta (STFT Jakarta) asal Sinode Gereja Protestan Persekutuan (GPP). Pendeta Charly adalah Ketua Komisi Teologi GPP dan juga dosen di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung. Ia memulai studi Doktoral di STFT Jakarta pada tahun 2021 dan telah melaksanakan Sidang Disertasi pada Desember 2024.

Judul disertasi dari Pdt. Charly adalah Kematian, Keterpisahan, dan Kerelasian: Tawaran Teologi Kematian Kontekstual melalui Dialektika Konsep Kematian pada Orang Batak Toba dengan Israel di dalam Perjanjian Lama. Selama melaksanakan penelitian, ia dibimbing oleh tiga orang dosen yaitu Pdt. Agustinus Setiawidi, Th.D., sebagai Dosen Pembimbing Utama; Pdt. Yonky Karman, Ph.D., sebagai Dosen Pembimbing Studi Pendamping 1; dan Pdt. Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S.

Sumbangsih yang ingin diberikan dari Disertasi tersebut adalah Kematian adalah subjek bagi dua dimensi yang saling melengkapi: keterpisahan sebagai transisi eksistensial menuju alam spiritual, dan kerelasian sebagai kontinuitas hubungan yang melampaui batas kehidupan dan kematian. Menurut Pdt. Charly, dimensi ini menunjukkan bahwa kematian bukan hanya akhir, tetapi juga kelanjutan yang menjaga hubungan individu dan komunitas dalam keberadaan yang lebih mendalam.

Perjalanan melewati proses studi Doktoral di STFT Jakarta tentu memiliki kisahnya tersendiri, Pdt. Charly menceritakan bahwa banyak waktu berharga bersama yang terenggut ketika menjalani proses studi. “Namun, hal ini menjadi pengingat bahwa setiap pilihan menuntut pengorbanan” tambahnya. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa STFT Jakarta mempertemukannya dengan beragam perspektif berteologi, membuka cakrawala pemahaman. “STFT Jakarta adalah rumah teologi yang luas dan mendalam, tempat saya bertumbuh dalam keberanian berpikir kritis dan keindahan ke-ekumenis-an iman.” ungkapnya.

Pdt. Charly memuji dosen-dosen di STFT Jakarta karena sangat berdedikasi, terarah, dan berpikir terbuka. Ketika menjalani studi di STFT Jakarta, ia diberikan kebebasan untuk berpikir secara mandiri, namun tetap dalam koridor bimbingan yang terarah dari para dosen ahli di bidangnya. Pendekatan ini memastikan bahwa minat akademis dan daya kritis saya senantiasa terpelihara, berkembang, dan terasah dalam harmoni yang seimbang antara eksplorasi intelektual dan panduan ilmiah.

Terakhir, Pdt. Charly memberikan pesan penguatan bagi kita semua.
“Dalam setiap kearifan, Allah menyingkapkan wajah-Nya.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *