Pada Jumat 4 April 2025, Kelas Teologi Politik & Gerakan Sosial program Doktor Teologi bersama Pusat Kajian Teologi Publik (PKTP) Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta mengadakan kuliah umum dengan topik “Gereja dan Isu-isu Kebijakan bagi Perempuan dan Anak di Indonesia”. Narasumber dalam kuliah umum kali ini adalah Drs. Sylvana M. Apituley (Komisioner – Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan Rainy M. Hutabarat, S.Th. (Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan). Keduanya merupakan alumna STFT Jakarta. Moderator pada kuliah umum kali ini adalah Prof. Binsar J. Pakpahan, Ph.D. (Ketua STFT Jakarta) selaku dosen pengampu mata kuliah. Sdr. Cheryl Vania Wairata (mahasiswa sarjana angkatan 2021) dalam kuliah ini berperan sebagai pendamping ibu Rainy M. Hutabarat yang adalah seorang slow hearing.

Pembicaraan pertama dalam kuliah umum kali ini adalah ibu Rainy M. Hutabarat, S.Th., menyoroti tentang perempuan di Indonesia belum banyak mendapatkan tempat dan kesempatan dalam pembuatan kebijakan-kebijakan, secara khusus di gereja. Hutabarat berpendapat perempuan harus mendapatkan tempat untuk terlibat di setiap bagian organisasi gereja maupun Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Ia menilai selama ini meskipun terdapat Biro atau Departemen untuk perempuan dan anak namun kesetaraan dan keadilan gender belum menjadi prioritas di setiap jenjang.

Pembicara kedua, ibu Drs. Sylvana M. Apituley adalah mantan dosen di STFT Jakarta. Di dalam sesinya, ia menyampaikan pentingnya upaya-upaya perlindungan anak juga dilaksanakan oleh gereja. Menurutnya terdapat tiga pola diskriminasi dan kekerasan terhadap anak yaitu perlakuan salah, pengabaian sistemik, dan kejahatan atau pidana. Sebagai bagian dari masyarakat Gereja perlu melakukan transformasi nilai-nilai ajaran etika dan ritual gereja untuk memiliki pespektif anak. Termasuk juga lembaga-lembaga perlu berorientasi pada pengarus-utamaan hak anak dalam setiap pengambilan keputusan.

Kuliah umum diakhiri dengan pemberian tanda kasih kepada kedua pembicara diikuti foto bersama pembicara dan peserta kuliah umum. Kuliah umum kali ini diharapkan dapat memperkuat semangat kesetaraan dan keadilan para mahasiswa yang ke depan akan menjadi calon-calon pemimpin di masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *