Belajar di STFT Jakarta sangat menarik dan menantang, sebab kita dilatih untuk memiliki kemandirian berteologi. Oleh karena itu, kesempatan belajar di STFT Jakarta sangat berharga. Sayang sekali jika kesempatan itu diabaikan atau dilewatkan begitu saja.” Pdt. Irvan Hutasoit

Pendeta Irvan Hutasoit atau akrab disapa pendeta Irvan adalah mahasiswa Program Doktoral Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta (STFT Jakarta) asal Sinode Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI). Pendeta Irvan adalah seorang pendeta jemaat di GKPI. Ia memulai studi Doktoral di STFT Jakarta pada tahun 2021 dan telah melaksanakan Sidang Disertasi pada Senin, 19 Mei 2025.

Tema disertasi dari Pdt. Irvan adalah “Eklesiologi Anakarnasi (Membangun Eklesiologi Pasca Pandemi Melalui Keberadaan Menubuh Berdasarkan Perspektif Teologi Salib dan Kontribusinya Bagi GKPI).” Selama melaksanakan penelitian, ia dibimbing oleh tiga orang dosen yaitu Prof. Binsar J. Pakpahan, Ph.D., sebagai Dosen Pembimbing Studi Utama (DPSU); Prof. Jan S. Aritonang, Ph.D., sebagai Dosen Pembimbing Studi Pendamping 1; dan Simon Rachmadi, Ph.D., sebagai Dosen Pembimbing Studi Pendamping 2.

Sumbangsih yang ingin diberikan melalui disertasinya adalah menjadi perspektif bagi gereja-gereja untuk mewujudkan keberadaannya di dunia. Pertama, keberadaan gereja di dunia adalah partisipasi ke dalam keberadaan Allah. Konsekuensinya, gereja tidak memiliki misi sebab pemilik misi adalah Allah. Misi dalam gereja adalah misi Allah. Kedua, keberadaan gereja adalah menubuh dalam kerapuhan. Kerapuhan adalah logus partisipasi gereja ke dalam misi Allah agar dalam kerapuhan itu, dunia mengalami perjumpaan dengan cinta kasih Allah. Ketiga adalah berkaitan dengan penggunaan teknologi digital. Keberadaan gereja bukan hanya tentang kehadiran pada media digital, tetapi relasinya yang menubuh dalam komunitas.

Perjalanan melewati proses studi Doktoral di STFT Jakarta tentu memiliki kisahnya tersendiri. Pdt. Irvan membagikan kepada kita suka-duka dalam menjalani studi doktoral di STFT Jakarta. Menurutnya, Menjalani proses studi di STFT Jakarta tidak sekedar peziarahan intelektual tetapi spiritualitas. “Melalui proses studi, setiap mahasiswa dapat berdialog dengan misteri Allah, sebab proses tersebut bukanlah beban yang memberatkan melainkan proses peziarahan spiritual yang menghangatkan.” Ungkapnya

Pdt Irvan turut menambahkan, di dalam proses studinya kesulitan teberat yang dihadapi adalah memenuhi biaya studi. “Bagi saya pribadi, setiap awal semester diawali oleh ketidakpastian sebab tidak ada sumber dana yang pasti, seperti beasiswa. Saya harus berusaha untuk mencari biaya studi setiap semester. Betapa tidak, biaya studi di STFT Jakarta termasuk tinggi untuk ukuran seperti saya.” tambahnya.

Berdasarkan pengalaman menjalani proses studi program doktoral, Pdt. Irvan mengapresiasi para dosen di STFT Jakarta. Menurutnya, para dosen di STFT Jakarta tidak sekedar guru, tetapi mitra, sahabat, dan rekan berdialog. Dosen tidak menguasai pikiran mahasiswa, tetapi memberi kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk berkreatifitas dalam berteologi. Pdt. Irvan mendorong agar tradisi pembelajaran seperti ini harus dipertahankan agar setiap orang terbiasa dengan pikiran merdeka dan akademis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *