Liputan27, Oksibil – Tim Pusat Pembelajaran untuk Mediasi dan Rekonsiliasi (PPMR) STT Jakarta yang terdiri dari Sabar Subekti, Mulyadi, Didik C.A. Cahyono, dan Kadarmanto Hardjowasito berangkat menuju Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada tanggal 31 Agustus sampai dengan 4 September 2015. Oksibil (k/l 1500m dpl) merupakan ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, terletak di dekat perbatasan dengan Papua New Guinea, sekitar 50 menit penerbangan dari Bandara Sentani dengan pesawat ATR-42. Secara geografis Kabupaten ini berada pada 400-4000 meter dari permukaan laut. Karena pengaruh cuaca buruk di Pegunungan Bintang saat itu, Tim PPMR sempat tertahan di Sentani selama tiga hari hingga akhirnya berangkat Senin, 31 Agustus 2015.
Ketika tiba di Oksibil, Tim PPMR disambut dengan hangat oleh pimpinan GKI di Oksibil dan tokoh-tokoh masyarakat Kabupaten Bintang. Hiasan kepala dari bulu-bulu cenderawasih dan pengalungan tas noken khusus dibagikan sebagai tanda penyambutan dan penerimaan. Pelatihan Transformasi Konflik pun dimulai. Para peserta mengikuti kegiatan pelatihan dengan baik. Dalam pelatihan, peserta pertama-tama diminta untuk berdiskusi dalam kelompok kecil mengenai kasus yang dibagikan untuk dibedah dan dianalisis. Peserta kemudian melakukan analisa dan berusaha melukiskan hubungan di antara para pihak yang terlibat dalam kasus yang sedang dipelajari. Mereka juga belajar sambil bermain untuk menemukan pemecahan masalah secara kreatif. Pelatihan ini membuat peserta dapat menganalisis kemampuan dan kualitas komunikasi diantara mereka.
Peserta pelatihan ini sangat bervariasi. Mereka adalah Komandan KOPASUS, DANRAMIL, Pendeta & Guru Injil, Vikaris (GKI, GIDI, Baptis, Kingmi, GKO, dll.), warga gereja, uztad & pengurus masjid, para Dokter PTT, tenaga paramedik, prajurit TNI/AD, KAPOLRES & para Polisi, Guru-guru SMU & SMK, Mahasiswa, Guru Injil, Jaksa, Kepala RRI Oksibil, SATPOL PP, Staf SETDA, dan Satgas TNI Penjaga Perbatasan RI-PNG. (TIMPPMR)