Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STFT Jakarta menyelenggarakan sebuah talk show yang bertajuk Expectation vs Reality, pada Rabu (4/3). Talk show ini diselenggarakan dalam rangka community day yang biasanya diadakan setiap 2 kali dalam sebulan dan membahas mengenai pengalaman ketiga narasumber ketika masih menjadi mahasiswa di STFT Jakarta hingga kini menjadi pendeta atau dosen.
Dalam kegiatan tersebut, BEM mengundang 3 dosen sebagai narasumber. Ketiga dosen tersebut adalah Binsar J. Pakpahan Ph. D. atau yang biasa dipanggil Bang Binsar, kedua ialah Septemmy E. Lakawa Th.D. atau yang biasa dipanggil Kak Temmy, dan yang ketiga ialah Bambang Subandrijo, Ph.D yang biasa dipanggil Pak Bambang.
Ketiga dosen tersebut menceritakan pengalaman mereka masing-masing mengenai perjalanan mereka selama berkuliah di STFT Jakarta, hingga menjadi Pendeta/Dosen. Dengan difasilitasi oleh seorang moderator yang handal, Aulia Situmeang, Mahasiswa STFT Jakarta semester 6, kegiatan ini berjalan dengan baik.
Pada kesempatan pertama, sang Moderator memberikan kesempatan kepada Bang Binsar untuk menceritakan pengalamannya. Binsar Jonathan Pakpahan Ph.D adalah seorang pendeta sekaligus dosen STFT Jakarta yang mengajar di bidang filsafat. Ia dinazarkan oleh kedua orangtuanya untuk menjadi hamba Tuhan. Sejak kecil ia telah bercita-cita menjadi Pendeta dan hal itu telah terjadi. Sekarang ia adalah seorang Pendeta dan aktif melayani di jemaat HKBP Menteng.
Setelah selesai mengambil S1 di STFT Jakarta dan lulus pada tahun 2003, ia kemudian melanjutkan S2-nya sebagai Master of Arts in Theology (MA) dari Vrije Universteit, Amsterdam (2005). Setelah ia melanjutkan S3-nya sebagai Doctor of Philosophy (Ph.D.) DARI Vrije Universiteit, Amsterdam (2011). Ketika sedang menjalani kuliah di Belanda, Prof. Jan Aritonang mendatangi Bang Binsar untuk menandatangani kontrak dosen. Banyak hal yang dia lakukan pada saat pelayanan, katanya “semua itu saya kerjakan dengan dengan sukacita karena saya berpikir bahwa itu adalah panggilan saya”. Dia berkomitmen bahwa setiap panggilan pelayanan akan dia penuhi.
Bang Binsar selaku pemilik dari website Binsarspeaks.net melanjutkan menceritakan berbagai pengalaman hidupnya dan juga tips-tips yang bermanfaat. Ia mengatakan bahwa untuk menjadi orang yang berguna nanti, kerjakanlah dengan baik dan jujur serta bertanggung jawab. Kerjakanlah meskipun itu bukan job desc kita. Tidak perlu banyak bicara karena pekerjaan itu yang akan berbicara.
Talk Show ini diselingi dengan beberapa pertanyaan dari sivitas STFT Jakarta. Maka dari itu, ada sebuah pertanyaan mengenai pengalaman berorganisasi. Pak Bambang mengatakan bahwa sepanjang kehidupan, manusia pasti berorganisasi. “Organisasi membuat kita belajar bersama-sama. Dari sana juga kita belajar berbagai macam seni dan kreativitas. Hal ini dikarenakan, berorganisasi berhubungan dengan having fun dan having fun membuat stress bisa lepas” sambung Kak Temmy.
Setelah itu, moderator mempersilahkan Kak Temmy untuk menceritakan latar belakang ia menjadi seorang feminis. Dalam ceritanya, Kak Temmy tertarik dengan feminis dari latar belakang keluarganya. Mamanya adalah seorang pejuang perempuan di Sulawesi Utara dan dari keluarganya lahirlah tokoh-tokoh perempuan mandiri.
Pada tahun 1998, Kak Temmy mengalami perubahan dalam sudut pandang berteologi. Hal ini dikarenakan peristiwa kekerasan seksual dan pemerkosaan terhadap perempuan yang terjadi pada tahun itu membuat ia merubah persepsinya tentang bagaimana ia berteologi dengan memedulikan korban-korban yang ada khususnya perempuan. Sejak saat itu, ia mulai bergabung dengan komunitas-komunitas feminis di Indonesia dan menerbitkan jurnal teologi feminis bersama teman-teman perempuan berpendidikan teologi di Indonesia.
Ia mendapat gelar sarjananya di STFT Jakarta pada tahun 1994. Kemudian melanjutkan S2-nya yang pertama sebagai Master of Art in Theology (MA) dari Austin Presbyterian Theological Seminary, Texas, USA pada tahun 1996 dan S2-nya yang kedua sebagai Master of Theology dari STT Jakarta pada tahun 1998. Setelah itu, ia melanjutkan pula Doctor of Theology (Th.D.) dari Boston University, USA pada tahun 2011.
Kak Temmy berpesan kepada semua sivitas STFT Jakarta bahwa apapun yang kamu lakukan, lakukanlah yang terbaik. Lakukanlah apa yang kita cintai dan Tuhan akan memberikan yang terbaik. Lakukan sesuatu jangan karena obsesi, tetapi karena kita mencintai pekerjaan itu.
Beralih ke Pak Bambang, beliau adalah seorang dosen Bahasa Yunani di Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta. Ia lulus sebagai Sarjana Muda Teologi dari Universitas Satya Wacana (UKSW) pada tahun 1975. Kemudian mengambil S1 lagi di STFT Jakarta dan lulus pada tahun 1978. Ia menyelesaikan S2-nya juga di STFT Jakarta dan lulus pada tahun 2002. Dalam pengalamannya, ia menceritakan mengenai pengalaman berorganisasinya.
Seorang sivitas bertanya mengenai pandangan Pak Bambang terhadap pemikiran orang yang mengatakan kampus STFT Jakarta adalah kampus liberal. Menurutnya, kampus ini memberikan kebebasan berpikir dan kebebasan itu harus dipertanggung jawabkan dengan argumentasi yang baik. Tetapi, bukan berarti kita melanggar doktrin. Ia berpesan kepada seluruh sivitas STFT Jakarta untuk jangan pernah putus asa karena justru dalam pergumulan yang berat kita dapat mengalami Allah.
Acara ini ditutup dengan penyerahan piala kejuaraan Tim Futsal STFT Jakarta kepada kampus tercinta. Tim Futsal berhasil menjuarai pertandingan Futsal antarSTT se-Jabodetabek dan meraih juara 2. Hal ini tentu menjadi kebanggaan buat semua sivitas akademika STFT Jakarta. (KN).