Sumber foto: Borneonews.co.id
Ergon Pranata Peters, Alumnus program sarjana angkatan 2012, program Magister angkatan 2017 STFT Jakarta dan juga vikaris GPIB Ebenhaezer Palangka Raya membawa kabar gembira ditengah-tengah kekhawatiran dan kecemasan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Ergon dinyatakan sembuh dan negatif dari virus Corona atau Covid-19 pada Rabu (1/4) setelah 15 hari menjalani perawatan di RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya.
Seperti yang dilansir oleh CNN Indonesia, “Ergon merupakan pasien kedua yang dinyatakan sembuh dari kasus positif covid-19 di Kalimantan Tengah”. Ungkap Yayu Indrianty, Direktur RSUD Doris Sylvanus.
Dalam wawancara Ergon dengan media pada Kamis (2/4) maupun dokumentasinya selama menjalani perawatan di rumah sakit yang diunggah dalam akun Instagram pribadinya dan Joas Adiprasetya salah seorang dosen STFT Jakarta, ia mengaku baru dinyatakan positif covid-19 pada Kamis (26/3).
Sebelumnya, Ergon menjelaskan bahwa beberapa hari setelah pulang dari Bogor dan tiba di Palangka Raya pada 1 Maret 2020, ia mengalami demam, mengigil, sedikit batuk dan vertigo. Setelah itu, ia memeriksakan diri ke IGD Rumah Sakit Siloam dan setelah diobservasi oleh pihak rumah sakit, ia dinyatakan sebagai PDP (Pasien dalam Pengawasan).
Ergon dirujuk dan dibawa ke RSUD Doris Sylvanus pada Selasa (17/3). Menurutnya sebelum dinyatakan positif covid-19 merupakan masa-masa penantian yang paling berat. “Ada banyak rasa yang bercampur khususnya adalah kekhawatiran yang sangat mendalam karena Jemaat bisa jadi terkena juga dampaknya karena kami sudah saling bersentuhan itulah yang paling berat dan membuat saya sesak nafas pada malam hari” ungkap Ergon.
Ergon kembali menambahkan bahwa ia sangat bersyukur dan dikuatkan ketika keluarga dan Jemaat terus mengirim pesan dukungan dan mendoakan dirinya. Dukungan tersebut membuatnya menjadi semangat. “Bahkan ketika dinyatakan positif, saya tidak ada kekhawatiran dan ketakutan lagi”ungkapnya.
Anggota jemaat yang pernah kontak langsung dengan dirinya pun langsung mengikuti anjuran Dinas Kesehatan untuk mengisolasi diri dan melakukan pendataan diri dan Dinas Kesehatan melakukan kunjungan ke setiap anggota jemaat tersebut.
Ergon juga bercerita tentang pengalamannya di rumah sakit, menurutnya tenaga medis selalu siap dan tanggap untuk memperhatikan kebutuhan dirinya. “Penaganan yang diberikan tidak hanya terkait Covid-19 namun juga keluhan lainnya seperti vertigo”kata Ergon.
Menurutnya juga fasilitas di rumah sakit memadai dan ia diperbolehkan menggunakan telepon seluler sehingga tidak merasa bosan selama proses perawatan. Ketika dinyatakan sembuh dan sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit ia merasa keluar dari zona nyaman oleh karena penanganan dan perhatian yang baik dari rumah sakit.
Ergon kemudian berpesan untuk kita mengelola kekhawatiran karena bukan berarti penyakit bukan berarti tidak dapat disembuhkan. Ia juga tetap mengingatkan bahwa isolasi diri penting untuk dilakukan karena orang tua akan sangat rentang jika terkena covid-19.
Melalui wawancara dengan tim liputan STFT Jakarta, Ergon menitipkan pesan bagi sivitas STFT Jakarta terutama mahaiswa yang sedang melaksanakan kuliah online untuk menggunakan waktu dengan baik untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. “Karena ini adalah waktu kalian untuk lebih semangat lagi karena lebih memiliki banyak waktu dengan berada di rumah”ungkap Ergon.
Ergon juga menambahkan untuk kita terus mendukung satu sama lain dan tidak mengucilkan jika salah seorang kerabat atau kenalan mengalami gejala atau positif covid-19. Menurutnya dukungan dan doa dari jemaat dan tidak mengucilkan dirinya merupakan hal yang membuatnya tetap terus berpengharapan dan semangat. “Pengharapan muncul saat ada dukungan satu sama lain”ungkap Ergon.(GHT)