Salam sejahtera untuk kita semua!
Selamat Dies Natalis ke-90 STFT Jakarta, ibu pendidikan kita. Dengan tema, “Melampaui Batas, Menyahabati Sesama” STFT Jakarta bergerak untuk merangkul semua termasuk mereka yang mungkin belum terjangkau oleh pelayanan kita. Orasi ilmiah Dr. Rasid Rachman menyajikan tema “Chaplaincy” sebagai cara gereja menyiapkan pelayanan spiritual bagi mereka yang di luar tembok gereja. Teks orasi ini menguatkan kita untuk melayani semua sebagai sahabat, melampaui batas yang ada.
Dalam kesempatan berbahagia ini, saya hendak menyampaikan visi STFT Jakarta menuju tahun emas 2034.
Satu tahun sudah berlalu sejak kami mendapat mandat untuk menjalankan tugas sebagai Tim Pemimpin STFT Jakarta 2023-2027. Sebagai Ketua, saya diberi priviledge untuk mengunjungi berbagai sinode, perguruan tinggi, para mitra dan sahabat, serta donatur STFT Jakarta. Sejak awal kami menyadari bahwa STFT Jakarta hanya bisa bertahan atas dukungan sahabat, karenanya secara strategis kami mengunjungi gereja, perguruan tinggi, lembaga, alumni, para donatur dsb. Dalam setahun, kita sudah mengunjungi 15 sinode gereja sebagai tanda persahabatan. Filosofi kolaborasi bukan kompetisi sudah kita terapkan sehingga dalam satu tahun terakhir kita berhasil menjalin kerjasama baru dengan 14 perguruan tinggi mitra dalam dan luar negeri. Dari berbagai perjalanan tersebut, saya mendengar masukan, harapan, dan juga menangkap secara global apa yang menjadi tantangan dunia pendidikan teologi saat ini.
Dalam skala global, perkembangan dunia teologi sekarang mengarah ke Global South: Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Berbagai fakultas teologi dan seminari di Eropa dan Amerika Utara mulai tutup karena masalah finansial yang juga dimulai dari sulitnya mereka mendapatkan mahasiswa baru. Pada sisi lain, STFT Jakarta terus mendapatkan pertanyaan mengenai penyelenggaraan program studi pascasarjana untuk mahasiswa internasional.
Hal yang menjadi kekhawatiran bersama adalah:
Pertama, Overproduce sarjana teologi.
Hal yang penting untuk kita cermati sebagai tantangan dan peluang ke depan adalah banyaknya lembaga pendidikan tinggi teologi dengan standar yang tidak sama. Satu hal yang saya temui adalah tingginya jumlah antrian lulusan perguruan tinggi teologi menunggu masuk sebagai pendeta di berbagai sinode.
Kedua, Penyelenggaraan program pascasarjana yang berkualitas;
Saya juga menemui kesulitan berbagai sekolah untuk mengirim tenaga pengajar mereka untuk mendapatkan pendidikan pascasarjana yang baik. Lulusan prodi S1 teologi juga menghadapi kesulitan mencari kerja di profesi lain jika akreditasi prodi mereka kurang baik.
Ketiga, pengelolaan pendidikan tinggi dan penyaluran lulusan perguruan tinggi.
Pada April 2021, kita mendengar rencana Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk menjalankan program merger atau penggabungan PTS yang jumlah mahasiswanya di bawah 1000 orang, Salah satu tujuannya adalah mengurangi jumlah PTS dari 3.021 menjadi lebih sedikit secara signifikan karena hanya 19 PTS yang memiliki jumlah mahasiswa di atas 20 ribu. Sedangkan PTS yang memiliki mahasiswa antara 1.000 hingga 20 ribu orang berjumlah ratusan. Kita punya dua pilihan untuk memitigasi tantangan ini, jika jadi dilaksanakan: bergabung dengan PT lain, atau membesar.
Berdasarkan fakta di atas, kami merasa bahwa inilah saatnya STFT Jakarta mengambil peran lebih di dunia pendidikan teologi di Indonesia dan dunia. Kami melihat tiga visi besar yang bisa kita capai jika kita melangkah bersama.
Pertama, STFT Jakarta menyelenggarakan pendidikan teologi yang sesuai menjawab kebutuhan zaman tapi di sisi lain juga tetap setia kepada ilmu teologi yang dalam dan kritis. Kita harus bisa melihat STFT Jakarta sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi yang berpengaruh secara nasional dan analisis teologisnya ditunggu di Asia dan dunia. Karena itu STFT Jakarta harus semakin besar dalam sisi jumlah mahasiswa, dosen, dan juga impact baik dalam hal penelitian, kepemimpinan, dan juga pionir dalam pembahasan berbagai isu yang lokal dan berdampak global. STFT Jakarta akan go international di 2026.
Untuk mencapai ini, kami sudah membagi program kerja prioritas sebagai berikut: 2024 reakreditasi; 2025: membuka prodi magister ministri; 2026 internasionalisasi prodi magister teologi; 2027 kemandirian finansial. Karena itu kita akan menambah sinode pendukung STFT Jakarta dengan tiga sinode yang sedang dijajagi yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), dan Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS).
Di 2024, kita telah menyiapkan kurikulum Pembelajaran Jarak Jauh (online) untuk prodi Magister Teologi yang akan dibuka di Tahun Ajaran 2025-2026. Tahun 2025 kita akan membuka kembali Program Studi Magister Ministri. Program Studi Magister Teologi kelas internasional akan dibuka di 2026, dan Program Studi Sarjana PAK di 2027. Saat ini ada beberapa program studi lain yang sedang kami jajagi untuk disiapkan di STFT Jakarta. Jika tuntutan PTS memiliki mahasiswa di atas 1000 jadi dilaksanakan, STFT Jakarta siap untuk membesar. Total mahasiswa aktif saat ini dan proyeksi sampai 2027 dengan asumsi pembukaan berbagai program di atas adalah 420 mahasiswa.
Untuk bisa menyambut jumlah mahasiswa yang lebih banyak, tentu kita juga harus menyiapkan berbagai infrastruktur, khususnya tenaga pengajar dan tenaga pendidik yang baik. Di 2027, kita akan memiliki dosen tetap sebanyak 29 orang untuk 5 prodi. Perekrutan dosen dilakukan dengan terukur dan kerjasama yang baik dengan gereja pengutus.
Dalam kesempatan khusus ini, kita menyambut secara istimewa para dosen baru STFT Jakarta yaitu Pdt. Indah Sriulina, M.Th., M.A. (bidang Pastoral – asal sinode GBKP), Erich von Marthin Elraphoma, Ph.D. (bidang Pendidikan Kristiani – asal sinode GKJ), Pdt. Leonard Bayu Laksono, M.Si. (bidang Sejarah Gereja – asal sinode GKP), dan Pdt. Sally Naomi Stefani, M.Th. (bidang Perjanjian Baru – asal sinode GPIB). Kita bersukacita dengan gelar Doctor of Worship Studies yang diraih Rahel S. H. Daulay dari The Robert E. Webber Institute for Worship Studies. Dengan penambahan tersebut STFT Jakarta memiliki 18 dosen tetap (11 Laki-laki & 7 Perempuan): 15 bergelar Doktor dan 3 bergelar Magister. Jabatan fungsional dosen sbb.: 3 Guru Besar, 4 Lektor Kepala, 6 Lektor, 1 Asisten Ahli, dan 4 Tenaga Pengajar. Yang telah menerima sertifikasi dosen adalah 11 orang, dengan Pdt. Asigor P. Sitanggang, Th.D. sebagai dosen yang baru lulus persyaratan sertifikasi di Agustus 2024. Saat ini kita sedang memproses calon dosen tetap Christanto S. Rappan Paledung, M.Th., dari Gereja Toraja dan ada 4 calon yang sudah menjalani psikotes sebagai tahap pertama perekrutan dosen tetap.
Mengimani, mendalami, dan melayani tetap dipegang sebagai prinsip menjalankan program kerja. Untuk mengimani, berbagai program formasi spiritualitas disiapkan. Beberapa kegiatan kebersamaan dilakukan untuk menjalin kebersamaan seperti makan bersama dosen dan staf di awal semester, faculty fellowship, doa bersama tim pemimpin, buka puasa bersama, dan lainnya. Asrama sekarang diadakan untuk mahasiswa program sarjana dua tahun pertama agar meningkatkan daya tahan menghadapi kultur studi di STFT Jakarta yang ketat, sambil melatih kerjasama dan komunikasi dengan dua angkatan lainnya. Selain dilengkapi dengan AC, asrama juga diisi dengan perlengkapan penunjang belajar lainnya. Ibadah dan kuliah umum juga diadakan dengan mencatat kehadiran sebagai bagian dari formasi disiplin mahasiswa. Kampus juga semakin terbuka dan siap mendalami berbagai pendekatan teologis terbaru dan siap mendialogkannya dengan kondisi terkini, terlihat dari berbagai tema skripsi, tesis, dan disertasi mahasiswa dalam 5 tahun terakhir. Prinsip melayani fokus kepada perubahan pendidikan yang modern yang menuntut pembaruan dan digitalisasi. Saat ini semua kelas sudah dilengkapi dengan Smart TV, sound system aula lt. 1 juga telah diperbarui. Kampus kita juga siap menjadi berkat dengan melakukan mission trip ke berbagai daerah seperti Ambon dan Tanah Timor.
Kedua, STFT Jakarta menjadi lebih kuat secara finansial dan dikelola secara profesional dengan jejaring yang baik. Untuk menyiapkan infrastruktur pengembangan kampus, kita perlu menambah ruang kelas, ruang dosen, ruang rapat, ruang kebersamaan, kapel, asrama, dan fasilitas untuk dosen. Kami berencana untuk menyiapkan pengembangan STFT Jakarta dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan asrama dan fasilitasnya secara bertahap agar bisa menampung 60 orang di Asrama Dempo dan Talang, penataan kantor dan kantin, peremajaan aset Jl. Talang 35. Tahap kedua adalah renovasi aula lt. 5, meningkatkan gedung C hingga lantai 3 untuk ruang dosen dan kegiatan mahasiswa, perbaikan jaringan internet, pengurusan persyaratan gedung STFT Jakarta, pembuatan studio dan revitalisasi isi dan fasilitas kampus. Tahap tiga adalah pembangunan aset Jl. Balai Pustaka No. 35 untuk tempat tinggal dosen, pembangunan lahan Tonjong sebagai perkebunan untuk pakan ternak.
Biaya yang diperlukan untuk mengerjakan visi ini adalah Rp. 20 Miliar, yang jika dicari bisa digunakan untuk endowment fund melalui posisi chair dan penggalangan dana sahabat STFT Jakarta. Hasil investasi dana tersebut digunakan untuk mencicil pembangunan yang direncanakan. Kita bersyukur karena sudah ada kontraktor yang menyatakan kesediaan untuk mengerjakannya di awal dan menerima pembayaran secara cicilan tanpa bunga. Pada saat ini kita juga terus berkomitmen untuk program Green Campus Blue Seminary dengan pengembangan kebun hidroponik yang hasilnya akan kita konsumsi sendiri, penggunaan listrik tenaga surya untuk kampus, dan pengelolaan sampah.
Kampus STFT Jakarta juga bersyukur untuk para sahabat yang pernah dan terus membantu dalam berbagai bentuk. Apresiasi atas dukungan tersebut sekarang bisa dilihat dalam bentuk Wall of Gratitude di samping aula ini. Jika gereja Ibu/Bapak belum ikut dalam program 100 jemaat pendukung, kami dengan senang hati mengajak Ibu/Bapak untuk mengikutsertakan jemaat tersebut.
Ketiga, dalam menghadapi situasi politik bangsa yang penuh turbulensi di 2024, STFT Jakarta telah memilih untuk menyuarakan suara profetik ke ruang publik. Ke depan, saya membayangkan bahwa STFT Jakarta akan mengambil peran penting dalam menyuarakan keadilan dan pendamaian di ruang publik di Indonesia, sebagai mitra kritis dari pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto.
Berbagai hal yang disebutkan di atas mungkin terasa “too much” tetapi kita sudah membuktikan bahwa dengan penyertaan Tuhan dan kerjasama yang solid, banyak visi bisa diwujudnyatakan.
Saya berterima kasih kepada keluarga dari tim pemimpin, dosen, karyawan dan tenaga pendidik, serta mahasiswa yang memberikan dukungan kepada keluarganya untuk bekerja bersama sampai 2027 nanti. Kami mohon maaf atas berbagai kekurangan dalam pelayanan dan pekerjaan kami, semoga kami bisa bekerja lebih baik lagi ke depannya.
Secara khusus, terima kasih Panitia Wisuda dan Dies Natalis ke-90 STFT Jakarta yang telah membuat rangkaian acara yang sangat baik. Rangkaian acara Dies Natalis ke-90 masih akan diteruskan sampai Perayaan Adven 2024. Di usia ini, kita menyimpan harapan bahwa 10 tahun kita akan melihat harapan di usia ke-90 ini dan memuji Tuhan bahwa STFT Jakarta sudah menjadi salah satu center for theological education di Indonesia dan dunia.
Selamat Dies Natalis ke-90 almamaterku tercinta, ibu kita semua, Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta.
Bersama Tuhan, kita bisa!
Jakarta, 25 September 2024
Pdt. Prof. Binsar Jonathan Pakpahan, Ph.D.
Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta