
Pada Bulan November–Desember 2024, Septemmy Eucharistia Lakawa mengunjungi Jerman dan Belanda untuk mengikuti beberapa kegiatan. Selama kunjungannya ke Jerman dan Belanda pada akhir tahun 2024, Lakawa aktif terlibat dalam berbagai diskusi dan seminar yang membahas isu-isu global. Beberapa kegiatan yang Lakawa hadiri di antaranya:
Septemmy E. Lakawa menyampaikan materi sebagai keynote speaker pada The Dom Hélder Câmara Public Lecture on Anti-Asian Racism yang diselenggarakan oleh the Centre for Contextual Biblical Interpretation (Vrije Universiteit Amsterdam & Protestant Theological University), Amsterdam, Belanda, pada 15 November 2024. Kuliahnya berjudul “Unencrypting Racism: An Indonesian Woman’s Intercultural, Multidirectional Witnessing of Othering.”

Selanjutnya, Lakawa memberi kuliah dengan judul “Indonesian Aftermath Narratives: Witnessing Trauma, Politics of Violence, and Interreligious Friendship” pada 21 November 2024. Kuliah ini adalah bagian dari kelas seminar Prof. Sinn “Interculturality in Christianity and Islam. Theological perspectives on the entanglement of faith and culture.”

Pada 25 November 2024, Lakawa melanjutkan perjalanannya dengan menyampaikan kuliah dan menari dengan judul “Dancing through the Wounds: Christian Witnessing, Trauma, and Healing”. Kuliah ini adalah bagian dari program Prof. Heike Walz tentang “Inter-Dance & Religion(s)” sebagai dosen Cultural Theology, Missiology, and Cultural Studies.

Selanjutnya, bersama alumna STFT Jakarta, Maraike Bangun, M.Th., Lakawa menjadi narasumber bersama dua narasumber lainnya, Ibu Irene Girsang dan Ibu Sonya Hasibuan Sommer pada kegiatan bertajuk “Mental Health, Christian Spirituality, and Cancer.” Kegiatan ini diselenggarakan oleh Perki KKI Hamburg e.V. dan Perki Hamburg e.V. dan didukung oleh Konsulat Jenderal Indonesia di Hamburg pada 30 November 2024.

Di sela kegiatannya, Lakawa melayani ibadah melalui nyanyian pujian bersama dua alumni STFT Jakarta yang sedang studi doktoral di Jerman—Pdt. David Sihite dan Maraike Bangun—dalam ibadah Minggu gabungan PERKI, 1 Desember 2024. Pdt. David Sihite menjadi pengkhotbah pada ibadah tersebut.

Lakawa mengakhiri perjalanannya dengan menjadi panelis bersama Prof. Alan Boesak (Afrika Selatan) pada keynote panel ketiga dari kegiatan konsultasi World Communion of Reformed Churches bertajuk “Accra+20 Consultation” pada 5 Desember 2024, di Hannover, Jerman. Lakawa menyampaikan materi berjudul “Racism is a P.S. and a small ‘hiccup:’ Unencrypting Colonial Theology, Rupturing Covenant, and Reclaiming Healing.” Pada kegiatan ini juga, dosen STFT Jakarta, Indah Sri Ulina Ginting hadir dan menjadi moderator salah satu sesi dan Pauline Lagonda, M.Th., alumna STFT Jakarta, menjadi salah satu pembuat liturgi dan pelayan firman untuk ibadah pagi pada salah satu hari kegiatan.

