
Pada Jumat, 21 Maret 2025, Civitas Sekolah Tinggi Filsafat Theologi (STFT) Jakarta mengadakan kegiatan Refleksi Akhir Pekan yang bersamaan dengan peringatan Hari Down Syndrome Sedunia. Kegiatan ini bertemakan “Kehidupan Berkeluarga Bersama dengan Anak Berkebutuhan Khusus: Peran Gereja Kepada Anak Berkebutuhan Khusus” dan dipimpin oleh Ibu Ika Maria (Guru Sekolah Minggu – Gereja Kristus Ketapang, Jakarta) beserta dengan rekan. Kegiatan ini dilakukan secara hybrid, dimana Ibu Ika hadir melalui daring dan peserta hadir secara onsite di Aula Lantai 1, STFT Jakarta.

Dalam refleksinya, Ibu Ika memaparkan bahwa orang yang menderita ‘down syndrome’ sejatinya juga diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Mereka (baca: orang dengan down syndrome) juga sempurna, karena diciptakan oleh Allah yang adalah sempurna. Anak berkebutuhan khusus dengan down syndrome jangan didiamkan begitu saja, melainkan harus diajak untuk berinteraksi layaknya seperti orang normal lainnya, misalnya belajar.

Selanjutnya, Ibu Ika memaparkan juga mengenai konteks pelayanan bagi ‘anak berkebutuhan khusus dengan down syndrome’ dalam lingkup dunia pelayanan gereja. Menurut Ibu Ika, gereja perlu berperan untuk mendampingi anak berkebutuhan khusus dengan down syndrome agar dapat mengenal dan menerima Allah, bertumbuh imannya dalam Tuhan, dan menjadi saksi bagi orang-orang di sekitarnya.
Kegiatan refleksi ini menjadi momen reflektif bagi Civitas STFT Jakarta agar dapat selalu memberikan perhatian khusus dan kasih bagi mereka yang berkebutuhan khusus, tujuannya agar orang dengan berkebutuhan khusus (terutama orang dengan down syndrome) dapat merasakan kasih Allah dalam kehidupan mereka di dunia ini.