Jumat, 27 September 2024. Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta (STFT Jakarta) melaksanakan upacara dan orasi dalam rangka merayakan Dies Natalis ke-90. Perayaan ini dilaksanakan di aula utama kampus STFT Jakarta pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB. Perayaan ini dihadiri oleh seluruh sivitas STFT Jakarta, alumni/a, perwakilan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah 3, perwakilan Ditjen Bimas Kristen, perwakilan dari sinode gereja pendukung, dan para sahabat STFT Jakarta yang senantiasa mendukung.

Ketua STFT Jakarta, Prof. Binsar Jonathan Pakpahan, Ph.D. Jakarta membuka upacara dan orasi Dies Natalis ke-90 STFT Jakarta diikuti dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Dies Natalis ke-90 STFT Jakarta, Justitia Vox Dei Hattu, Th.D. Beliau menyampaikan laporan mengenai runtutan rangkaian yang telah dilaksanakan sekaligus menyampaikan ibadah syukur dies natalis ke-90 yang akan di laksanakan di GPIB Paulus Jakarta. 

Orator Dies Natalis ke-90 adalah Dr. Rasid Rachman dengan orasi berjudul Pendampingan Spiritual: Chaplaincy Kekristenan Menyuarakan Sehat-Aman-Sejahtera di Luar Tembok Gereja. Dalam pembukaan orasinya, Rachman menyebutkan bahwa Indonesia tidak familiar dengan Chaplain. Termasuk dengan apa yang Chaplain lakukan dan manfaat pelayanan di masyarakat baik itu di Rumah Sakit, Penjara, Panti Asuhan dan banyak tempat lainnya. Lebih lanjut asal kata Chaplain yaitu capella yang memiliki arti ruang doa, cappa: mantel, chape: mantel ibadah. Kosakata cappa berangkat dari narasi tentang Martin Tours dengan mantelnya. Narasi ini mengawali terminologi kapel sebagai bukan sekadar ruang doa.

Rasid Rachman mengambil contoh pelayanan pendampingan spiritual di Indonesia, yaitu Pdt. Margaretha Dharma-Angkuw (1925-2015), yang telah melakukan pendampingan pastoral spiritual di RS PGI Cikini sejak 1962 dan mempunyai misi chaplaincy untuk menyiarkan nilai-nilai kemanusiaan kepada pasien, keluarga hingga instansi.

Setelah orasi selesai dilaksanakan, Ketua STFT Jakarta memberikan tanda kasih berupa bunga kepada orator. Acara dilanjutkan dengan sesi kata sambutan oleh Ir. Rudolf Saut Butarbutar, S.H., M.B.A (Sekretaris Yayasan LPTTI); Noviyanto, S.T., M.Si. (Kepala Bagian Umum LLDikti Wilayah 3); Sandra Lintong, S.E., M.M (Mewakili Drs. Sudirman Simanihuruk, M.Th., Direktur Pendidikan Kristen Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama); dan Pdt. Prof Binsar J. Pakpahan, Ph.D. (Ketua STFT Jakarta).

Di dalam kata sambutan oleh Ketua STFT Jakarta, beliau menyampaikan visi STFT Jakarta yang akan datang. Menurutnya, kedepannya STFT Jakarta akan menjadi suara moral di tengah-tengah bangsa Indonesia. Lebih dari itu, beliau juga menyampaikan bahwa Indonesia ke depannya akan menjadi pusat perkembangan ilmu teologi. Oleh karena itu, penting bagi STFT Jakarta untuk terus berbenah dan mempersiapkan diri menyambut peluang tersebut.

Ketua STFT Jakarta juga turut mengumumkan dosen-dosen baru di STFT Jakarta yaitu Erich Von Marthin Hutahaean, Ph.D., Pdt. Indah Sriulina Ginting, M.Th., M.A., Pdt. Leonard Bayu Dalope, M.Si. dan Pdt. Sally Naomi Stefani, M.Th. Ke depannya, STFT Jakarta akan terus menambah tenaga pengajar guna mendukung segala program yang telah dicanangkan. Menjelang akhir perayaan, dilaksanakan prosesi pemotongan tumpeng oleh Ketua STFT Jakarta didampingi oleh ketua yayasan LPTTI. Tumpeng yang telah dipotong kemudian diserahkan kepada perwakilan mahasiswa, dosen, gereja pendukung, sahabat STFT Jakarta, Ditjen Bimas Kristen, dan LLDikti Wilayah 3). Upacara Dies Natalis ke-90 kemudian ditutup oleh Ketua STFT Jakarta.

Acara dilanjutkan dengan diskusi atas orasi yang disampaikan oleh Rasid Rachman, turut hadir juga sebagai penanggap orasi dua dosen pastoral STFT Jakarta Aart Martin van Beek, Th.M., D.Min., D.Th. dan Drs. Aart Verburg dan seorang lagi Dr. Hariman A. Pattianakotta selaku penaggap atas orasi yang disampaikan oleh Pak Rasid. Dalam diskusi tersebut yang menjadi moderator adalah Titin Meryati Gultom, Th.M. Tidak hanya itu seluruh mahasiswa Sarjana, Magister hingga Doktoral antusias mengikuti diskusi orasi tersebut.(Pardo).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *