Tiga orang tamu, Prof. Dr. Andrea Bieler (Chair for Practical Theology – Protestant University Wuppertal/Bethel), Prof. Dr. Martin Büscher (Chair for Economics and Economic Ethics – Institute for Diaconic Sciences and Diaconic Management – Protestant University Wuppertal/Bethel), dan Angelika Veddeler (United Evangelical Mission) mengunjungi STT Jakarta pada 5 Desember 2014 untuk menjajaki kerjasama dalam program Studi Magister Diakonia. Protestant University di Wuppertal/Bethel yang dalam kerjasama dengan United Evangelical Mission ingin melihat kemungkinan STT Jakarta menjadi host dalam salah satu blok program Diaconic Sciences and Diaconic Management mereka. Program ini akan memberi pendidikan teologis-manajemen yang menjembatani teori dan praktik dalam bidang ekonomi dan teologi. Peserta program ini berasal dari berbagai negara, dan mereka akan mengunjungi beberapa institusi sebagai exposure mereka terhadap ragam ide dan pemikiran. STT Jakarta akan mengampu bidang teologi ekonomi dan bisnis dari perspektif etika sambil mengajukan keunikan konteks multikultural di Indonesia.
Jika disetujui oleh kedua belah pihak, program ini akan mulai dijalankan di STT Jakarta pada 2016. Dr. Kadarmanto Harjowasito menekankan bahwa ide ekonomi kreatif memang perlu semakin ditanggapi oleh gereja, dan gereja perlu terjun juga dalam bidang ini. Dr. Martin Sinaga mengusulkan agar para peserta nantinya juga ikut merasakan konteks dan pergumulan lokal Indonesia.
Salah satu bidang yang juga ditawarkan untuk kerjasama dengan STT Jakarta adalah perhatian dalam bidang “menjadi manula” atau “ageing.” Dalam menanggapi tawaran program “ageing” Dr. Rebecca Young menyatakan bahwa usia hidup di Indonesia sudah meningkat dan tentu hal ini lambat laun juga akan menjadi issue. Kultur menghargai senior yang kuat di Indonesia membuat banyak orangtua tinggal bersama anak dan menantu mereka, yang adalah hal berbeda dengan dunia Barat. Pdt. Stephen Suleeman menyampaikan bahwa permasalahan “ageing” akan ditemukan oleh para mahasiswa ketika mereka terjun di dalam gereja, karena itu sampai saat ini STT Jakarta lebih peduli mengirim mahasiswa ke bidang praktik lapangan yang belum disentuh oleh gereja seperti isu lokalisasi, LGBTIQ, perlindungan Orang Utan, dsb.
Ketua STT Jakarta, Dr. Joas Adiprasetya mengemukakan bahwa STT Jakarta akan senang menjalin kerjasama ini. Di akhir pertemuan, Ketua STT Jakarta memberikan suvenir. Turut hadir dalam pertemuan itu Dr. Agustinus Setiawidi dan Dr. Binsar Pakpahan. (BJP)