Liputan27, Jakarta – Pada Rabu, 2 September 2015 STT Jakarta dalam acara Community Day membawakan tema mengenai “STOP KEKERASAN PADA ANAK DAN PEREMPUAN.” Tema ini dibawakan oleh Ibu Christine Siahaan, yang merupakan aktivis dalam memperjuangkan hak-hak dari anak dan perempuan yang mengalami kekerasan dalam kehidupan mereka.
“Tanpa kita sadari, kekerasan terhadap anak dan perempuan terjadi hampir setiap hari, dan juga bisa terjadi di lingkungan sekitar seperti di sekolah, tempat bermain, bahkan di dalam keluarga. Hanya saja kasus kekerasan ini tidak tercium oleh orang-orang, bahkan terkesan ditutup-tutupi demi menjaga nama baik dan martabat keluarga pelaku maupun korban. Oleh karena itu kasus kekerasan terhadap anak-anak seringkali tidak disadari dan terlupakan begitu saja.” ujar aktivis anak dan perempuan tersebut di dalam sesi yang dibawakannya.
Menurut Ibu Christine, banyak akibat-akibat negatif yang muncul dalam diri anak-anak dan perempuan apabila mengalami kekerasan yang terus menerus dan berkepanjangan seperti anak bisa menjadi agresif dan pemarah, sulit menjalin relasi, ketakutan dan rendah diri yang berlebihan bahkan bisa sampai jatuh ke lingkaran narkoba dan bunuh diri.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa kekerasan terhadap anak-anak dan perempuan haruslah segera dihentikan. Sudah terlalu banyak anak-anak dan perempuan yang menjadi korban kekerasan hingga meninggal, padahal hal tersebut tidak perlu terjadi.
“Jika teman-teman melihat atau menyaksikan adanya tindak kekerasan yang dirasa sangat berlebihan di lingkungan teman-teman, teman-teman dihimbau untuk melaporkan tindak kekerasan tersebut kepada pihak-pihak yang berwenang. Jangan sampai tindak kekerasan ini terus dibiarkan berlarut-larut dan berlanjut terus menerus.” tutupnya. (ZETA).