Dosen pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Theologi (STFT) Jakarta ditetapkan oleh mahasiswanya sendiri.
Bisa jadi hal tersebut adalah hal yang janggal di beberapa perguruan tinggi lain. Namun di STFT Jakarta hal tersebut bukanlah hal yang baru. Dosen tidak tetap yang akan menjadi dosen tetap, akan dievaluasi oleh seluruh sivitas kampus, dalam sebuah audisi yang diadakan dengan menyelenggarakan kuliah umum khusus. Kuliah umum khusus tersebut akan menjadi panggung bagi dosen yang akan diaudisi, untuk menyajikan materi yang berkaitan dengan bidang yang diampunya.
Pada Rabu lalu (12/2), audisi untuk penetapan calon dosen tetap menjadi dosen tetap diselenggarakan bagi Dr. Abraham Silo Wilar, M.Th., M.A., dengan Agustinus Setiawidi sebagai moderator dalam kuliah umum khusus tersebut.
Audisi dalam bentuk kuliah umum dengan judul Islam di Eropa: Masa Lalu, Masa Kini & Masa Depan tersebut dihadiri oleh 153 orang sivitas, mulai dari para dosen, mahasiswa, hingga karyawan STFT Jakarta.
Meskipun demikian, audisi ini bukanlah hal terakhir atau hal satu-satunya yang dilakukan untuk menetapkan seorang calon dosen untuk menjadi dosen tetap. Hanya saja, audisi dosen semacam ini menjadi bagian yang cukup penting dari serangkaian persyaratan lain yang perlu dipenuhi.
“Audisi adalah bagian dari proses seleksi calon dosen tetap STFT Jakarta. Tapi, audisi ini bukan tahap akhir dalam penyeleksian calon dosen tetap” Kata Septemmy E. Lakawa, selaku Ketua STFT Jakarta, dalam sambutannya sebelum kuliah umum dimulai.
Meskipun demikian, cara STFT Jakarta dalam menetapkan dosen tetapnya yang melibatkan mahasiswa sebagai satu dari banyak persyaratan adalah langkah yang cukup baik demi menentukan dosen yang dianggap mampu menunjang kemajuan pendidikan, khususnya di STFT Jakarta sendiri. Dengan audisi yang melibatkan mahasiswa, kompetensi dosen bukan hanya dilihat dari gelar akademisnya, tetapi juga dari praktik nyata dalam kelas, yang tersimulasikan dalam audisi berbentuk kuliah umum tersebut. (DFG)