Rabu (19/2) pukul 11.30 WIB, Tim Pemimpin Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta (STFT Jakarta) mengadakan sarasehan di aula lantai 1 STFT Jakarta. Kegiatan ini diadakan untuk mendiskusikan program kerja Tim Pemimpin dan visi dan misi STFT Jakarta kepada setiap sivitas akademika sekolah ini.
Kegiatan dimulai dengan beberapa ice breaking dan dilanjutkan dengan doa bersama. Sarasehan ini dipimpin oleh Ketua STFT Jakarta, Septemmy Eucharistia Lakawa, Th.D. atau yang biasa dipanggil Kak Temmy.
Kak Temmy berkata bahwa sivitas akademika STFT Jakarta harus sungguh-sungguh mengenal sekolah ini dengan baik. Maka dari itu, melalui kegiatan ini, setiap sivitas dibantu untuk membangun kembali perhatiannya kepada sekolah ini.
Kegiatan ini dilakukan dalam dua bagian. Bagian pertama dijelaskan visi dan misi Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta secara garis besar dan dilanjutkan dengan menjelaskan visi misi dari ketiga program studi, yakni S1, S2, dan S3.
Secara institusi, STFT Jakarta mempunyai visi untuk menjadi lembaga pembelajaran dan pengembangan teologi yang berorientasi pada pergumulan konteks Kristiani di Indonesia dan berwawasan ekumenis. Sedangkan misi STFT Jakarta adalah menyelanggarakan pendidikan teologi yang berkualitas dan relevan dengan situasi dan kebutuhan gereja dan masyarakat di Indonesia.
Setelah menjelaskan visi dan misi, maka dilanjutkan dengan penjelasan program-program kerja Tim Pemimpin periode 2019-2023. Salah satu program yang sedang diselenggarakan adalah “Listening You”. Program ini telah dilaksanakan oleh tim pemimpin di Asrama Putra dan Putri STFT Jakarta serta pengurus DPM, BEM, dan UKM periode sebelumnya. Tujuan dari program ini adalah untuk mendengar semua keluhan, saran, kritik, masukan, dan pujian dari semua sivitas STFT Jakarta. Kegiatan tersebut akan menjadi bahan evaluasi dari tim pemimpin sendiri atas masukan dan pendapat yang ada.
Selain itu ada 5 wilayah programatik yang terintegrasi oleh tim pemimpin STFT Jakarta (2019—2023). Kelima wilayah progmatik ini adalah: menjadikan sekolah ini menjadi sekolah teologi unggul yang berbasis riset dan berkarakter kontekstual; keberlangsungan mutu, finansial dan ekologis; formasi spiritual-ekumenis; berteologi publik yang berbasis perkembangan teknologi dan informasi terkini; dan yang terakhir adalah komunitas transformatif.
Untuk mencapai kelima wilayah itu, maka ada 3 prinsip yang harus dilakukan, yaitu: Pertama, Ora et Labora (berdoa dan bekerja). Septemmy Lakawa berkata “berdoa dan bekerja tidak boleh dipisah karena bekerja adalah doa itu sendiri dan itu berbasis pada prinsip kristiani.” Kedua, Efektif. Prinsip ini mengajarkan kita untuk mengelola waktu yang diberikan Tuhan secara baik agar apapun yang kita lakukan bisa maksimal dan optimal. Ketiga, Gesit. Prinsip ini mengajarkan kita untuK gesit dalam segala hal agar sekolah ini tidak tertinggal terlalu jauh. (KN)