Integrity menjadi tema retreat mahasiswa STFT Jakarta angkatan 2017 yang diadakan pada Jumat (14/2) di Lembur Pancawati, Bogor, Jawa Barat. Retreat ini dikoordinir oleh Pdt. Ester Pudjo Widiasih selaku formatur spiritualitas dan akademis STFT Jakarta beserta Pdt. Novy Sine dan tim fasilitator yang berisi alumni-alumni STFT Jakarta.

Pelaksanaan retreat untuk mahasiswa sebelumnya sempat tertunda dan akhirnya retreat berhasil dilaksanakan kembali. Retreat yang berlangsung selama dua hari satu malam berlangsung dengan baik dan menyenangkan. Menurut Widiasih, retreat ini penting untuk membentuk spiritualitas dari mahasiswa dan diharapkan mahasiswa dapat memahami nilai-nilai yang ingin diberikan.

Sesi retreat dibuka dengan ice breaking dan dilanjutkan dengan sesi pendalaman tema yaitu Integrity. Pdt Hosea Sudarna dan Pdt. Eunike Trikayasudhi dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Jakarta menjadi pembicara dalam sesi tersebut dengan berbicara mengenai mewujudkan integritas dalam komunitas gereja. Dalam sesi pendalaman tema dikatakan bahwa dengan mewujudkan kasih Allah seluas-luasnya kita dapat menunjukan integritas.

Berdasarkan wawancara dengan Sudarna, ia menyampaikan alasan mengapa integritas sangatlah penting bagi mahasiswa STFT Jakarta yang akan menjadi pendeta nantinya. “Pendeta merupakan public figure, namun tidak sama seperti pejabat atau bintang film. Mahasiswa STFT sebagai calon pendeta nantinya perlu memiliki integritas sebagai murid Yesus” kata Sudarna. Menurutnya terdapat nilai-nilai seperti rendah hati dan kerelaan untuk melayani bukan dilayani yang harus dipegang teguh oleh seorang pendeta.

Sudarna berpesan bagi para mahasiswa untuk terus memiliki relasi yang kuat dengan Tuhan dan terus berjalan dengan percaya bahwa Allah menyertai perjalanan mereka.

Setelah sesi pendalaman tema, kegiatan dilanjutkan dengan makan malam bersama. Sebelum para peserta retreat mengikuti ibadah dan ritus penguatan. Dalam ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Novy Sine sebagai pelayan sabda, mahasiswa diajak untuk saling mendukung satu sama lain dan berjalan bersama di angkatan untuk menjadi garam dan terang.

Suasana dalam ritus penguatan pada rangkaian retreat mahasiswa angkatan 2017

Setelah itu setiap mahasiswa meneriman ritus penguatan dengan diurapi minyak, mengecap garam, dan menerima lilin. Ritus ini guna mengingatkan kita semua terhadap identitas masing-masing dari kita yang adalah garam dan terang. Aktivitas kemudian dilanjutkan dengan sesi quality time with friends dan istirahat.

Keesokan harinya, dilaksanakan A Moment with God yaitu dengan doa labirin yang dilanjutkan dengan sarapan dan doa pagi. Di dalam doa pagi, peserta diminta untuk menuliskan komitmen masing-masing yang akan diterapkan mulai hari ini untuk menjadi garam dan terang.

Para peserta setelah itu mengikuti permainan outdoor yang disiapkan oleh para fasilitator yang dilanjutkan dengan beres-beres kamar serta evaluasi dan penutupan. Sebelum kembali ke Jakarta, dilanjutkan dengan makan siang bersama.

Beberapa mahasiswa angkatan 2017 saat mengikuti kegiatan outdoor

Retreat ini mendapat sambutan yang sangat baik dari mahasiswa angkatan 2017. Selain sebagai sarana refreshing dari segala rutinitas di kampus, kegiatan ini menjadi ajang kebersamaan bagi angkatan 2017 dan memperkuat relasi satu sama lain. Salah seorang peserta Grasia Theo, mengaku sangat menikmati retreat ini dan kebersamaan yang ada. Ia menyampaikan harapannya ke depan kegiatan yang bersifat komunal seperti ini dapat terus diadakan secara rutin. (GHT)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *