Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta (BEM STFT Jakarta) kembali mengadakan program diskusi bertajuk TikTalk Edisi Kelas Tematis dengan pokok bahasan tentang “Digital Theology” pada Selasa, 28 September 2021.
Kegiatan ini disiarkan secara langsung (live) melalui akun Instagram BEM STFT Jakarta, yaitu @bemstftjakarta. Dari situlah, Sivitas maupun Non-Sivitas Akademika bergabung menyaksikan perbincangan di antara narasumber bersama-sama dengan moderator.
Dapat dikatakan jika salah satu keuntungan dari acara TikTalk berbasis online seperti demikian, adalah mampu memberikan cakrawala baru bagi para Sivitas maupun Non-Sivitas Akademika untuk mengetahui konteks kelas mata kuliah tematis dengan sudut pandang yang berbeda. Sehingga, hal tersebut memberikan daya tarik untuk ikut serta.
TikTalk Edisi Kelas Tematis kali ini dibawakan oleh kedua Sivitas Akademika S-1 STFT Jakarta angkatan 2018, yakni Sdr. Mikhael Tony selaku narasumber dan Sdr. Charlos Gustavo selaku host/moderator. Serta, kegiatan dihadiri dengan jumlah 10-15 orang.
Tanpa berlama-lama, kegiatan dimulai tepat pada pukul 18.00 WIB. Sebagai pembuka, sebelum masuk ke dalam topik diskusi, moderator dan narasumber memperkenalkan diri terlebih dahulu untuk menyapa setiap peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan.
Begitu sudah berjalan, moderator lalu mengajukan beberapa pertanyaan yang umum sehubungan dengan pengalaman si narasumber ketika mengikuti mata kuliah tematis “Digital Theology”. Seperti bagaimana suasana mata kuliahnya, berapa jumlah SKS-nya, metode pembelajaran macam apa yang digunakan, banyak tidaknya tugas-tugas yang diberikan, dsb. Dari hal ini, Tony pun mengungkapkan bahwa dirinya berbahagia bisa terlibat dalam kelas itu karena menyenangkan & sesuai dengan kemauan diri sendiri.
Ternyata, mata kuliah “Digital Theology” tersebut mencakup kajian pembelajaran yang berasal dari mata kuliah etika, filsafat, misi, liturgi, dan teologi publik. Secara mendalam, pelajaran yang diangkat bertujuan untuk melihat kehadiran teknologi bagi relevansinya kepada situasi/kondisi gereja-gereja di masa kini, dengan memakai perspektif teologis.
Selain itu, dalam kelas tematis “Digital Theology” metode pembelajaran yang digunakan berupa presentasi dan kelompok kecil di Breakout-Room aplikasi Zoom Meeting. Tidak luput pula, kelas 4 SKS yang berkisar 20 sampai 40 peserta ini menerapkan beberapa jenis tugas, antara lain: laporan bacaan, presentasi, dan makalah akhir (UAS). Tentunya, setiap pembahasan mengarah terhadap hal yang mempercakapkan tantangan teknologi dengan teologi di era digitalisasi, sebagaimana dengan kelas “Digital Theology” hendak mengajak orang-orang untuk mendiskusikan keberadaan teknologi yang terjadi dalam ranah gerejawi selama masa digital, ucap Tony lebih lanjut dalam diskusinya.
Tampak juga kalau para peserta yang hadir cukup antusias mendengar serta menerima informasi yang disampaikan narasumber. Hal itu terbukti lewat respons yang diberikan pada kolom komentar acara, baik berbentuk emoji; pertanyaan; sapaan santun; hingga gurauan/candaan yang terlontar membuat suasana diskusi menjadi cair sekaligus tidak kaku. Terlebih lagi, narasumber bersama moderator memperlihatkan ekspresi dan raut wajah gembira, yang notabene terkesan asik dan santai namun rupanya terlihat serius.
Tak terasa, selama hampir satu jam acara berlangsung, akhirnya pada pukul 18.52 WIB program TikTalk Edisi Kelas Tematis: Digital Theology telah mencapai titik puncaknya. Narasumber & moderator kemudian berpamitan satu sama lain tuk mengakhiri acara.
(HJP)