
Menyongsong bulan Oktober, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bersama dengan pihak kampus STFT Jakarta kembali menyelenggarakan acara Community Day, pada hari Rabu (6/10/2021). Edisi Oktober kali ini bertemakan “Kisah Alumni Berkarya Saat Pandemi”.
Rupanya, pergelaran acara dilakukan dengan mengundang bintang tamu istimewa, yang secara khusus merupakan Alumna serta Alumnus STFT Jakarta di beberapa tahun silam.
Community Day juga turut dimeriahkan oleh para Sivitas beserta Non-Sivitas Akademika STFT Jakarta, seperti: mahasiswa/i program Sarjana, Magister, dan Doktoral; karyawan-karyawati; dosen; dan para tamu undangan. Dengan begitu, maka terhitung total jikalau tingkat kehadiran di ruang virtual melalui Zoom Meeting mencapai jumlah 75-84 orang.

Berselang kemudian, acara dibuka pukul 11.30 WIB oleh Pdt. Ester Pudjo Widiasih, Ph.D. (dosen liturgika STFT Jakarta) atau kerap disapa “Kak Ester”. Dalam hal tersebut, Kak Ester menyambut dengan penuh sukacita seluruh partisipan yang hadir. Selepas itu, salah seorang perwakilan BEM, yaitu Sdri. Johanna Silalahi melanjutkan acara ComDay dan mempersilakan para bintang tamu untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Pertama, Sdri. Dyonisia Helena Kembuan, S.Si.(Teol.) – sebagai Alumna STFT Jakarta asal sinode Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). Kedua, Sdr. Thiodorus Calvin, S.Si.(Teol.) – sebagai Alumnus STFT Jakarta asal sinode Gereja Kristen Pasundan (GKP). Ketiga, Sdri. Dia Gloria Ekklesia, S.Si.(Teol.) – sebagai Alumna STFT Jakarta asal sinode Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB).

Memasuki perbincangan hangat seputar pengalaman atau kisah sang alumni dalam berkarya di masa pandemi ini, penyampaian para bintang tamu cukup memberikan motivasi, inspirasi, dan energi positif kepada mereka-mereka yang menyaksikan.
Alkisah, pada proses sharing Kak Dyonisia mengungkapkan dirinya ialah sosok pelatih musik dalam ranah gerejawi, di mana menurutnya tuk melakukan pelayanan di tengah masyarakat atau gereja, bahwa tidaklah mesti menjadi pendeta tetapi bisa hal apa saja sesuai dengan passion tiap orang. Hal serupa pun dibagikan oleh Kak Thio, yang mana secara terang-terangan ia menyatakan bila dirinya senantiasa berfokus atas hobi yang dipunyai, yakni bermain alat musik. Makanya, dengan itu kegemaran musik tersebut ia manifestasikan sebagai bentuk pelayanan di tengah jemaat GKP Bethani Tanah Tinggi.
Lalu, tidak kalah menarik juga pengalaman dari Kak Dia yang mengutarakan bahwa ia berencana untuk menempuh studi lanjut program S-2 (Magister). Sebab, usai lulus dari kampus STFT Jakarta ia jauh lebih kuat dan holistik memposisikan diri pada komunitas kesehariannya. Artinya, dalam hal itu keleluasan diri menatap keanekaragaman bidang pendidikan menjadi terbuka, sehingga ilmu teologi yang didapatkan selama ia kenyam membuat dirinya menjadi belajar banyak mengenai hal-hal baru yang belum ia jumpai sebelumnya, terutama dalam memahami studi antropologi di tengah pandemi saat ini.
Karena itu, berkat cerita inspiratif yang disampaikan, sebagian besar partisipan begitu antusias menerimanya. Bahkan, menuai respons baik pula tentunya, mulai dari adanya pertanyaan yang berkembang beserta reaction yang diberikan berdasarkan fitur online.


Usai perbincangan dari para bintang tamu, acara dilanjutkan ke dalam sesi kuis. Pada sesi ini, dua orang perwakilan BEM lainnya, yakni Sdri. Ananta berkoordinasi dengan Sdr. Joyada untuk memandu. Quiz Session ini sendiri dilakukan dengan mengeluarkan beberapa pertanyaan terkait hasil diskusi para bintang tamu demi memancing para partisipan berkontribusi. Hasilnya cukup banyak yang ikut serta dan unjuk diri, tapi sayangnya hanya tiga orang saja yang berhasil keluar sebagai pemenang, di samping mereka berjuang mengupas habis setiap pertanyaan yang terlontar.

[HJP]