Ibadah siang yang diselenggarakan oleh Tim Peribadahan Kampus (TPK STFT Jakarta) kali ini adalah ibadah untuk mengenang para Reformator dan Orang Kudus. Ibadah ini berlangsung dari pukul 11.30-13.00 WIB, dipimpin oleh Pdt. Yusak Soleiman, dan para petugas liturgi, Pdt. Ester Pudjo Widiasih, Kak Rahel Daulay, Mas Dickky A. Tritmodjo & Axel J.M Kuhuwael (mahasiswa Angkatan 2019).

Sebelum memulai ibadah, setiap orang diminta untuk mempersiapkan diri mereka untuk menerima Rahmat Allah dalam ibadah siang ini. Tata ibadah yang dipakai pun memiliki beberapa perbedaan dengan tata ibadah lainnya. Hal ini terlihat, setelah panggilan beribadah, terdapat pembacaan sola scriptura oleh Dikky Triatmodjo. Selain itu, setelah doa pembuka terdapat pembacaan Sola Gracia oleh Axel Kuhuwael.

Dalam refleksinya, Pdt. Yusak Soleiman, memaparkan gambar dari tokoh-tokoh reformasi beserta paparan teks yang menginspirasi dari tokoh-tokoh tersebut. Kemudian, setelah refleksi iman diatas, umat diarahkan untuk menyanyikan beberapa lagu dan pembacaan ayat Alkitab dari Galatia 4:7 sebagai bentuk dari pembacaan Sola Fide.
Refleksi iman kedua merupakan refleksi iman menurut Ulrich Zwingli. Iman bago Zwingli adalah pengalaman langsung, bukan sekedar ajaran resmi gereja. Iman yang benar bagi Zwingli bukanlah hukum dan ketetapan gereja melainkan semua dan segala hal yang dibaca dan diketahui dari Allah.

Setelah refleksi iman menurut Zwingly, umat diperdengarkan hymn yang diciptakan oleh Zwingly dalam bentuk modern. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa inggris, plague hymn berarti I am Thine. Setelah mendengar bebeapa nyanyian, umat diajak untuk membaca Alkitab dari Kejadian 15:1 sebagai bagian dari Sola Scriptura.
Refleksi iman yang ketiga merupakan refleksi iman dari Yohanes Calvin. Ia berefleksi bahwa tanpa pertolongan Roh Kudus, Kitab Suci hanyalah verbum, yaitu berbagai data dan catatan yang berisi pengetahuan tentang Allah dan yang dapat disusun menjadi ajaran. Namun, data dan catatan tidak membawa orang lebih mengenal atau lebih dekat dengan Allah. Demikian pula, tanpa Kitab Suci (verbum), Roh Kudus tidak dapat membimbing manusia.

Setelah pembacaan refleksi Iman dari para pejuang reformator, kini tiba saatnya umat akan mengenang orang-orang kudus. Sesi ini dipimpin oleh Pdt. Ester Pudjo.

Bagi Ester Pudjo, orang-orang Kudus bukan hanya nama yang tertulis di dalam Alkitab. Baginya, orang-orang Kudus adalah orang-orang yang telah di Kuduskan oleh Allah dan yang hidupnya diarahkan oleh Roh Kudus.
Umat mengenang orang-orang Kudus melalui doa. Umat mendoakan mereka yang telah menjadi inspirasi dalam hidup masing-masing. [KMN]