“Tenaga pendidik harus lebih dahulu mengalami perjumpaan dengan Kristus serta menjiwai nilai-nilai kehidupan dan karya Kristus sehingga peserta didik dapat dihantar untuk mengalami perjumpaan dengan Kristus” – Pdt. Agus Gunawan, S.Si. (Teol.)

Pada hari Jumat, 19 April 2024, Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta (STFT Jakarta) telah melaksanakan Kuliah Umum Berseri untuk Guru-guru Agama Kristen dalam rangka Dies Natalis ke-90 STFT Jakarta. Kuliah umum kali ini dibawakan oleh Pdt. Agus Gunawan, S.Si. (Teol.) dengan topik “Chaplain: Penjaga Interpretasi Nilai-Nilai Spiritualitas Sekolah”. Moderator pada kuliah umum kali ini adalah Pdt. Gloria Tesalonika (Mahasiswa Magister STFT Jakarta). Kegiatan ini berlangsung via daring yaitu melalui zoom meeting dan ditayangkan secara live streaming melalui kanal youtube STFT Jakarta. Kegiatan dimulai pada 14.00 – 16.00 WIB dan diikuti oleh kurang lebih 50 orang.

Kegiatan kali ini diawali dengan kata pembuka yang diberikan oleh staff public relations. Kemudian, acara dibuka dalam doa, dan kemudian dipersilahkan kepada moderator untuk mengambil alih kegiatan. Di awal sesi, moderator memperkenalkan profil singkat pembicara. Pdt. Agus Gunawan, S.Si. (Teol.) merupakan alumni STFT Jakarta angkatan 2012, Pendeta Tugas Khusus Sinode Wilayah GKI Jawa Barat untuk sekolah-sekolah BPK Penabur, dan kepala pusat pengembangan Pendidikan Kristiani BPK Penabur.

Chaplain atau kapelan dipahami sebagai rohaniawan atau klerikus atau pendeta sekolah yang bertugas di sebuah institusi pendidikan. Nilai-nilai Kristen adalah nilai yang bersumber dari Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus (pusat nilai). Terjadi perjumpaan Tuhan dan manusia sebagai inti Pendidikan Kristiani untuk memberi hidup pada jalinan iman dan ilmu demi pelayanan di tengah perubahan tatanan yang baru. Perlu adanya perubahan paradigma yang menjadi bagian penting dalam keberhasilan implementasi Pendidikan Kristiani Berbasis Nilai-Nilai Kristiani (PKBN2K). PKBN2K bukan sekadar latihan karakter tetapi buah dari perjumpaan dari perjumpaan dengan Tuhan. Melalui model pendidikan yang kreatif dan inovatif, kelak muncul pemimpin-pemimpin perubahan dalam masyarakat yang mengalami pembaruan.

Komunitas pendidikan adalah persekutuan dari para pribadi dengan karakteristik dan identitas masing-masing yang berbeda. Itu menjadi kekayaan yang menghidupkan komunitas pendidikan dan merupakan karunia dari Allah untuk saling melengkapi kepada orang beriman untuk kebaikan bersama. Salah satu yang harus dan akan dilakukan dalam upaya mengakarkan konsep PKBN2K ke dalam terjadinya perjumpaan Tuhan dan manusia sebagai inti Pendidikan Kristiani adalah dengan melakukan redefinisi kurikulum. Upaya yang dapat dilakukan adalah mengkaji model dari Stephen B. Bevans dalam Models of Contextual Theology (Faith and Cultures Series) yaitu translation model, anthropologic model, praxis model, synthetic model, transcendetal model, counter-cultural model.

Education as a Spiritual Journey: Komunitas pendidik yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan diharapkan mampu melakukan refleksi teologis dalam setiap proses pembelajaran. Percakapan refleksi teologis dalam basis kelas diharapkan dapat menjadi percakapan menarik karena terjadi sebagai perjalanan spiritualitas bersama yang saling membangun, dan bukan hanya percakapan pengetahuan Alkitab biasa. Spiritualitas yang bertumbuh dalam imitatio Christi (serupa dengan Kristus) akan memampukan tenaga pendidik dan peserta didik menjadi master yang justru mengendalikan seluruh perubahan dan perkembangan teknologi abad 21.

Sebagai kesimpulan dari pemaparan materi, untuk membangun sistem pendidikan yang holistik dengan landasan filosofi pendidikan berdasarkan teologi yang tepat membutuhkan waktu yang panjang dan konsistensi dari pemangku kepentingan. Perlu juga dilakukan penyadaran agar komunitas pendidikan memiliki paradigma baru dalam melihat PKBN2K ini sebagai perjalanan spiritualitas bersama dan bukan hanya melulu terfokus pada peserta didik. Kesatuan hati dan kesungguhan untuk merespons anugerah Allah akan berbuah penyertaan Allah dengan memberikan karunia Roh Kudus-Nya yang akan memampukan apa pun yang kita kerjakan akan menghasilkan Buah Roh dalam proses pendidikan di sekolah Kristen mana pun kita ditempatkan Tuhan.

Setelah pemaparan materi, diadakan sesi tanggapan dan tanya jawab yang dipimpin oleh moderator. Setelah itu, moderator mengembalikan kegiatan kepada staff public relations STFT Jakarta. Kegiatan ini ditutup oleh doa yang dibawakan oleh moderator dan foto bersama. Kegiatan ini berjalan dengan baik.(JRN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *