Liputan27, Jakarta – Pada tanggal 26-27 Februari 2016 yang lalu, angkatan 2012 atau yang lebih dikenal dengan MMXII mengikuti retreat yang difasilitasi oleh kampus. Tema yang diusung pada kesempatan pada retreat kali ini adalah “Memperkokoh Panggilan”. Selepas kuliah kedua pada hari itu, mahasiswa-mahasiswi angkatan 2012 bergegas menuju bis guna melanjutkan perjalanan. Retreat kali ini diadakan kembali di Lembur Pancawati, Sukabumi.
Setibanya di sana, mereka bersiap untuk beristirahat guna melanjutkan aktivitas pada hari pertama retreat. Kegiatan pertama mereka adalah menonton bersama film yang berjudul “Unbroken”. Tim retreat yang diwakili oleh Erich von Marthin, Aldi, Pdt. Nindyo serta Pembantu Ketua 3, Pdt. Binsar Pakpahan memfasilitasi mereka dalam membagikan apa yang sudah mereka dapatkan dalam acara tersebut. Sekitar pukul 21.00, retreat dilanjutkan dengan ibadah malam.
Ibadah malam saat itu dipimpin oleh Pdt. Nindyo Sasongko. Ibadah tersebut menjadi sebuah ritus panggilan untuk memperkokoh panggilan mereka sebagai mahasiswa, entah ada yang menjadi pendeta maupun tidak. Namun, sebelum ibadah ini dimulai, seluruh anggota angkatan 2012 diberi kesempatan untuk menuliskan kata-kata yang menjadi penguatan bagi mereka nantinya jika suatu saat mereka mengalami patah arang. Suasana yang hening dan sebuah refleksi indah dari Pdt. Nindyo semakin mengantar angkatan 2012 untuk merenung, dan memperkuat tekad untuk melangkah dalam dan bersama Tuhan. Bagi mereka, malam itu adalah malam yang sangat berkesan. Memang sudah hampir 4 tahun angkatan 2012 menjalani kebersamaan, dan tidak terasa hanya tinggal satu tahun lagi mereka akan berpisah menuju sinode masing-masing. Sungguh momen yang mengharukan, membahagiakan, dan juga sedih. Ibadah ini seakan menjadi tanda bahwa pada saat inilah angkatan 2012 akan terus dikuatkan dalam kebersamaan, meskipun nantinya mereka akan berpisah. Pada akhirnya malam itu ditutup dengan canda dan tawa mereka selepas ibadah yang menjadi penanda keakraban MMXII.
Esok harinya, sesuai jadwal yang tertulis, mereka diajak untuk berolahraga. Akan tetapi olahraga yang dipilih saat itu adalah bermain bola di lapangan. Selepas itu angkatan 2012 melanjutkan sesi selanjutnya, yaitu sharing bersama salah seorang pendeta dari GKP, yaitu Pdt. Obertina. Sempat terlihat kegundahan serta kegalauan ketika mereka menghubungkan cerita dari Pdt. Obertina dengan pengalaman mereka masing-masing. Namun, justru di situlah komitmen mereka harus dijaga.
Selanjutnya, mereka membuat sebuah prayer beads. Kegiatan ini cukup unik, selain mereka bisa saling berbagi cerita, mereka juga bisa mengasah imajinasi. Meski beberapa dari mereka gagal menyelesaikan prayer beads-nya, namun ternyata tidak sedikit juga yang berhasil mengkreasikan prayer beads mereka sendiri dengan indah. Berikutnya, acara makan siang bagi mereka dan ditutup dengan sesi foto bersama. Selepas itu, mereka semua kembali ke Jakarta dan melanjutkan aktivitas mereka di STT Jakarta. (TC)